Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Saifullah, menyampaikan pentingnya dampak ekonomi dari suatu festival, terutama di lingkungan kota. Menurutnya, festival ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan.
Selama festival berlangsung, hunian hotel dan homestay meningkat secara signifikan. Terdapat lebih dari 40 homestay yang terisi penuh selama festival berlangsung.
Kabid Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Aprimas, menjelaskan lebih lanjut tentang dampak ekonomi tersebut. Pada malam acara penutupan, ia menyampaikan bahwa lebih dari 40 homestay tersebut digunakan oleh 446 peserta festival dari dalam dan luar Provinsi.
Setiap homestay umumnya memiliki 5-10 kamar. Selain itu, terdapat juga 46 tamu asing yang hadir sebagai delegasi dari India, Malaysia, Singapura, dan Inggris. Para tamu undangan tersebut merupakan mahasiswa asing yang sedang mengikuti program pertukaran pelajar di ISI Padangpanjang.
Selain itu, Aprimas juga menyampaikan bahwa pameran Manuskrip Kuno dikunjungi oleh ribuan orang, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum.
Pertunjukan Pacu Jawi dan Pacu Itiak juga menarik banyak pengunjung. Aprimas memperkirakan bahwa pertunjukan WBT Indonesia dan WBTb Dunia di Agamjua dihadiri oleh 100-200 pengunjung setiap malamnya. Selama berlangsungnya acara, diperkirakan sekitar Rp3 miliar berputar di Payakumbuh.
Semua angka tersebut belum termasuk biaya penginapan dan konsumsi harian. Para tamu juga berbelanja untuk membeli suvenir dan makanan lokal.
Artikel ini dapat disimpulkan bahwa festival memiliki dampak ekonomi yang positif dengan meningkatnya hunian hotel dan homestay serta meningkatnya kunjungan wisatawan.