portal berita hari ini yang terpercaya
Berita  

Banyak Komplain Terkait Konstruksi dan Pengamanan Jembatan Kaca The Geong Banyumas

Banyak Komplain Terkait Konstruksi dan Pengamanan Jembatan Kaca The Geong Banyumas

Liputan6.com, Banyumas – Untuk menyelidiki pecahnya jembatan kaca di destinasi wisata The Geong Banyumas, petugas Inafis Polresta Banyumas mengambil rekaman kamera pemantau atau CCTV. Sebelumnya, jembatan kaca tersebut pecah dan menewaskan satu pengunjung.

Petugas Inafis Polresta Banyumas mengambil digital video recorder (DVR) dari loket masuk wahana jembatan kaca “The Geong” di Hutan Pinus Limpakuwus (HPL), Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu sore (25/10/2023).

Setelah DVR itu diambil, petugas Inafis memasukkannya ke dalam kantong barang bukti dan membawanya ke Markas Polresta Banyumas di Purwokerto.

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas, AKP Benny Timor Prasetyo, enggan memberikan komentar ketika hendak dikonfirmasi mengenai rekaman CCTV tersebut.

Di tempat terpisah, Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus, Eko Purnomo, mengatakan bahwa wahana jembatan kaca “The Geong” bukan bagian dari pengelolaan HPL. Wahana tersebut berada di lahan milik Kementerian Pertanian yang dikelola oleh Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, bukan di lahan milik Perum Perhutani yang digunakan sebagai kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus.

Pengelola The Geong bekerja sama dengan Kokarnaba, koperasi milik BBPTUHPT, hanya dalam hal parkir. Pengunjung membayar parkir di depan dan pengelola HPL yang menampung pembayaran tersebut.

Menurut Eko, wahana tersebut telah beroperasi di kawasan wisata HPL sejak setahun yang lalu, namun baru resmi dibuka pada Lebaran 2023 setelah pembangunannya dilakukan secara bertahap.

Setelah Lebaran, pihak HPL melakukan evaluasi terhadap pengelolaan wahana tersebut, termasuk manajemen media sosial dan manajemen risiko.

Eko mengatakan bahwa pihaknya menemukan banyak keluhan di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca tersebut. Jumlah keluhan yang ditemukan hampir mencapai 5% dari jumlah kunjungan.

Karena itu, pihak HPL mengundang Kokarnaba dan pengelola The Geong untuk berdiskusi, tetapi mereka hanya diwakilkan dan tidak bisa hadir secara langsung.

Sebagai akibatnya, tidak ada kesepakatan mengenai keluhan yang disampaikan pengunjung melalui media sosial, sehingga pihak HPL memberikan pesan kepada mereka yang ingin berkoordinasi terkait masalah tersebut.

Lebih lanjut, Eko mengatakan bahwa ia baru saja kembali dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto untuk melihat kondisi wisatawan yang terluka setelah jatuh dari jembatan kaca yang pecah.

“Korban berinisial AI masih di IGD, alhamdulillah kondisinya sudah membaik, namun hasil akhir pemeriksaan belum diketahui,” ujarnya.