portal berita hari ini yang terpercaya
Berita  

Membangun Masyarakat Literat melalui Literasi Keluarga Berbasis Digital Mobile yang Cerdas

Upaya peningkatan literasi keluarga berkontribusi besar dalam mempersiapkan modal insani Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Penguatan literasi keluarga berbasis digital merupakan inovasi untuk memperluas akses informasi dan pengetahuan dalam membangun kecerdasan dan karakter yang menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu upaya dalam penguatan literasi keluarga ini adalah dengan menyediakan e-book, tutorial, dan audio book melalui broadcast message notification dan platform digital access.

Koleksi literasi keluarga berbasis digital diintegrasikan dalam aplikasi BintangpusnasEdu dan titikbaca Perpusnas. Ini adalah inovasi baru yang bertujuan untuk memperluas akses layanan perpustakaan yang inklusif secara sosial, sebagai dukungan dalam meningkatkan karakter dan keterampilan hidup.

Menurut Deputi Bidang Pembangunan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar, upaya ini perlu dipercepat demi memastikan kualitas dan seluruh aspek pembangunan berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan prioritas pembangunan dalam RPJMN 2020-2024, yaitu menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan berkarakter.

Perpustakaan pada era disrupsi memiliki konsep baru yang disebut transformasi perpustakaan. Konsep ini melihat manusia sebagai objek dan subjek pembangunan, dengan mengubah perpustakaan menjadi ruang belajar kontekstual, upskilling, dan berbagi pengalaman. Saat ini, sudah ada dua juta orang yang merasakan dampak dari transformasi perpustakaan ini, yang tersebar di 3.696 desa/kelurahan.

Muhammad Syarif Bando, Kepala Perpusnas, mengatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan dan membentuk manusia yang jujur, berkarakter, dan cerdas. Oleh karena itu, literasi keluarga menjadi penting dan perlu ditanamkan dalam keluarga. Dalam UU Perpustakaan, literasi diutamakan pada satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Namun, Adin merasa bahwa satuan keluarga masih memerlukan penguatan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi melalui platform yang terintegrasi dengan konten bacaan berkualitas sejak fase bunda mengandung.

Sukaryo Teguh Santoso, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN, mengatakan bahwa keluarga merupakan unit terkecil di dalam masyarakat dan juga wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang dianut negara. Salah satu tugas BKKBN adalah menciptakan keluarga berkualitas. Jika komposisi penduduk usia produktif lebih banyak daripada yang tidak produktif, disebut sebagai bonus demografi. Namun, hal ini akan menjadi kekuatan atau bencana tergantung pada kualitasnya.

Rini Handayani, Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PP-PA, menjelaskan bahwa populasi anak di Indonesia mencapai 29,2% atau sekitar 79,4 juta jiwa dari total penduduk. Investasi terpenting bagi suatu bangsa adalah sumber daya manusianya, dan hal ini dimulai sejak usia anak-anak. Oleh karena itu, peran keluarga dalam mencerdaskan bangsa sangat penting.

Srie Agustina, Widyaiswara Utama dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), mengakui bahwa budaya literasi diperlukan untuk membangun generasi yang unggul berkualitas dan berkarakter. Namun, perlu dilakukan pengkajian kuantitatif untuk melihat hubungan antara literasi dengan pembangunan ekonomi yang berujung pada kesejahteraan. Meskipun banyak cerita sukses dari keberhasilan inklusi sosial dari perpustakaan, kontribusinya masih perlu dievaluasi.

Kesimpulannya, upaya peningkatan literasi keluarga berbasis digital melalui penguatan akses informasi dan pengetahuan sangat penting untuk mempersiapkan modal insani Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Melalui inovasi seperti e-book, tutorial, dan audio book, akses literasi keluarga semakin luas. Perpustakaan juga mengalami transformasi menjadi ruang belajar kontekstual, upskilling, dan berbagi pengalaman. Peran keluarga dalam mencerdaskan bangsa sangat penting, dan kolaborasi dari berbagai pihak diperlukan untuk mewujudkannya.