portal berita hari ini yang terpercaya
Berita  

Petani di Majalengka Mengatasi Inflasi dengan Pendekatan Teknologi

Kepala Unit FPPUKIS BI Cirebon, Serlylita Dwi Laraswanti, mengatakan bahwa program pendampingan dilakukan kepada beberapa klaster sektor pertanian untuk menjaga inflasi di wilayah kerja BI Cirebon. Ia mengakui bahwa cabai merah menjadi salah satu komoditas yang menyumbang inflasi.

“Pendampingan kami harus melibatkan seluruh proses, mulai dari hulu sampai hilir, agar suplai terjaga dan harga tetap terjangkau. Kami mendampingi dalam hal budidaya hingga penjualan, termasuk ketika sudah panen kami perlu menjaga stok untuk kondisi darurat seperti program pasar murah. Harga jual dari petani akan diberi subsidi ongkos angkut oleh pemerintah,” ujar Laras.

Dalam program pendampingan ini, BI selalu bertujuan agar kelompok tani mampu meningkatkan produktivitas. Mereka mencoba menekan biaya produksi namun tetap mencapai hasil yang lebih tinggi.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan sentuhan teknologi IoT yang dapat membantu petani di Klaste Mekar Mulya. Laras mengatakan bahwa teknologi tersebut terbukti membantu efisiensi biaya produksi petani dan meningkatkan produksi.

“Misalnya, dulu petani mengeluarkan Rp 10 juta untuk satu kali usaha tani, namun dengan adanya pendampingan dan sentuhan teknologi, biaya tersebut dapat ditekan menjadi Rp 6 juta namun hasilnya lebih besar dibandingkan sebelumnya,” ujar Laras.

Selain itu, BI Cirebon juga berperan dalam mengatur pola tanam agar stok terjaga. Laras mengatakan bahwa program diversifikasi produk cabai merah menjadi alternatif bagi petani yang masih memiliki stok.

Cabai dengan grade tertentu diolah oleh ibu-ibu petani menjadi produk olahan seperti abon cabai dan chilli oil. Diharapkan bahwa produk olahan ini dapat memperluas akses pasar bagi kelompok tani.

“Kami terlibat dalam pengolahan, jika stok cabai masih banyak namun tidak terjual habis, maka perlu diolah agar umur simpan cabai lebih lama dan tetap dapat terjual. Dulu, kadang petani menjual semua hasil panen sehingga menyebabkan harga jatuh dan petani mengalami kerugian. Jika petani memiliki kemampuan untuk mengolah, maka stabilitas petani dapat tetap terjaga. Kita juga perlu melakukan pengendalian seperti ini dan mengedukasi masyarakat mengenai produk olahan,” ujar Laras.