“Setelah kami kebobolan gol, pemain kami menjadi pahlawan karena mereka bertarung sampai akhir dan berhasil meraih hasil imbang. Pada 10 menit terakhir, kami mencoba untuk tidak mau kalah dan berusaha mencetak gol dengan peluang yang kami miliki,” ungkapnya.
Di sisi lain, dia mengakui bahwa Madura United adalah tim yang bagus dan sulit untuk dikalahkan, terutama oleh tim-tim peserta Liga 1. Dia merasa senang bisa menghalangi Madura United untuk menang di kandang mereka dan membawa pulang 1 poin untuk Arema FC ke Madura.
“Madura adalah tim yang kuat, tetapi kami berhasil mencetak satu gol dan mendapatkan 1 poin. Kami terus berusaha untuk keluar dari zona degradasi,” ujarnya.
Sementara itu, ketika ditanyai tentang timnya yang konsisten berada di zona degradasi, Fernando mengakui bahwa ketika dia bergabung dengan Arema FC, mereka sudah berada di zona tersebut. Namun, dia mencoba untuk membuat Arema FC bangkit dan menjadi tim yang bisa merepotkan setiap lawannya.
Dia melanjutkan bahwa masalah yang mereka hadapi tidak hanya terkait dengan kekalahan, tetapi juga cedera pemain dan kartu akumulasi, serta kurangnya dukungan dari para pendukung mereka, Aremania dan Aremanita.
“Setiap minggu kami selalu menghadapi masalah seperti cedera pemain, akumulasi kartu, dan kami tidak memiliki pendukung. Bagi saya, pendukung itu penting. Kami butuh waktu untuk membuat tim kami menjadi konsisten dan kompetitif agar bisa keluar dari zona degradasi,” katanya.
Perwakilan pemain Arema FC, Syaeful Anwar, mengaku kecewa karena dirinya dan rekan-rekannya hanya mampu memberikan 1 poin. Baginya, Madura United adalah tim kuat di Liga 1 dan sulit untuk dikalahkan.
“Kami sebenarnya sepakat untuk mendapatkan 3 poin, tetapi melawan Madura ini tidak mudah karena mereka adalah tim papan atas. Kami akan melakukan evaluasi untuk pertandingan selanjutnya,” tambahnya.