portal berita hari ini yang terpercaya
Berita  

Upaya Mencegah Kepunahan Badak Kalimantan melalui Festival Dahau

Upaya Mencegah Kepunahan Badak Kalimantan melalui Festival Dahau

Festival Dahau yang berpusat di Taman Budaya Sendawar di Kutai Barat berlangsung meriah. Festival ini merupakan festival tahunan yang paling ditunggu oleh masyarakat di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Pertunjukan dari enam suku lokal yang menghuni kabupaten tersebut yaitu Dayak Bahau, Dayak Ahoeng, Dayak Benuaq, Dayak Tanjung, Dayak Kenyah, dan etnis Melayu terlihat sangat atraktif.

Pada Senin (30/10/2023), Bupati Kutai Barat, FX Yapan menerima kunjungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Kunjungan tersebut berlangsung di ruang kerja bupati dan dihadiri juga oleh tim dokter dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka membahas upaya penyelamatan badak Kalimantan yang saat ini tinggal dua individu di Kalimantan.

Satu di antaranya adalah badak sumatera bernama Pahu yang tinggal di Suaka Badak Kelian (SBK) di Hutan Lindung Kelian PT Hutan Lindung Kelian Lestari, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat. Satu lagi badak sumatera bernama Pari masih berada di alam liar di Kabupaten Mahakam Ulu. Kedua badak tersebut merupakan badak betina.

Bupati Yapan dan BKSDA Kaltim sedang melakukan upaya penyelamatan terakhir untuk badak sumatera di Kalimantan dengan menggunakan teknologi reproduksi berbantu (ART). Telur dari badak sumatera Pahu akan diambil dan dibawa ke Laboratorium IPB University di Bogor, Jawa Barat. Sel telur ini kemudian akan digabungkan dengan sperma dari badak sumatera yang ada di Taman Nasional Way Kambas. Hasilnya adalah bayi tabung.

Yapan mengapresiasi usaha BKSDA Kaltim dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam penyelamatan badak tersebut. Populasi badak Kalimantan telah mengalami penurunan drastis akibat perburuan dan hilangnya habitat akibat aktivitas pembukaan lahan untuk pertambangan dan perkebunan.

Kabupaten Kutai Barat menjaga hutan melalui pendekatan adat, dengan menetapkan hutan-hutan adat dan menjaganya menggunakan pendekatan kearifan lokal. Pada Festival Dahau, sebanyak 99 kepala adat dilantik sebagai perwakilan tokoh adat dari kampung-kampung di Kutai Barat. Pendekatan ini dilakukan untuk mencegah gangguan terhadap habitat badak. Masyarakat juga diajak untuk melaporkan kepada polisi jika ada yang mengganggu habitat badak ini.