Perpustakaan bukan hanya sebagai pemanis pemandangan, tetapi juga sebagai wadah untuk membentuk karakter dan identitas bangsa. Keberadaannya menjadi kunci penting bagi kemajuan Indonesia dalam bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan kuat dari masyarakat dalam meningkatkan literasi, terutama dalam mengakses ilmu melalui perpustakaan.
Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, menyampaikan bahwa Indonesia belum mengubah paradigma pendidikan secara signifikan sejak 78 tahun merdeka. Hal ini berbeda dengan negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, dan Korea yang telah bertransformasi menjadi negara maju dalam waktu yang lebih singkat. Syarif juga menekankan pentingnya perpustakaan dalam memberikan pengetahuan yang mendalam kepada masyarakat untuk dapat bersaing secara global.
Perpustakaan bukan hanya tempat untuk mengakses informasi, tetapi juga sebagai jantung pendidikan bangsa. Membaca merupakan kunci untuk mengukur tingkat keilmuan seseorang. Perpusnas memiliki lima tingkatan literasi, mulai dari calistung hingga kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa berkualitas tinggi. Perpustakaan juga harus menjadi ruang terbuka yang dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.
Di Sulawesi Barat, Pejabat (Pj) Gubernur Zudan Arif Fakrulloh menegaskan pentingnya koleksi buku yang banyak dalam perpustakaan sebagai langkah pertama dalam pengelolaan yang baik. Perpustakaan di Sulbar juga perlu berinovasi dengan mendigitalkan buku-buku agar dapat diakses secara online melalui ponsel. Memperluas akses pendidikan melalui perpustakaan hingga ke tingkat desa juga menjadi tugas yang penting untuk meningkatkan literasi masyarakat. Membaca merupakan kunci utama dalam mengakses informasi dan membangun tradisi sumbu panjang, yang membutuhkan waktu untuk menganalisis sebelum mengambil keputusan. Masyarakat yang gemar membaca akan mampu mengelola informasi dengan lebih baik, sehingga peran perpustakaan sangat penting dalam mewujudkan hal tersebut.