Kemenkes RI melalui Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan membuka peluang kerja ke luar negeri bagi para Alumni Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan Pasca-Penugasan Khusus.
Indonesia telah mendapatkan izin untuk mengirimkan tenaga kesehatan ke luar negeri karena adanya surplus perawat Indonesia dan permintaan dari beberapa negara seperti Arab Saudi, Jerman, Jepang, Singapura, dan Qatar.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Arianti Anaya menyatakan bahwa permintaan atas perawat Indonesia sangat besar, tetapi baru dapat memenuhi 29% dari permintaan G to G karena masalah bahasa. Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi tenaga kerja dengan persiapan kemampuan bahasa yang dimulai sejak semester satu.
Konvensi Pendayagunaan Tenaga Kesehatan ke Luar Negeri diselenggarakan untuk pertukaran informasi peluang kerja ke luar negeri, pengalaman, dan persiapan alumni Poltekkes. Acara ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari berbagai lembaga terkait, seperti Giz Jerman, BP2MI, Handi Network International, universitas, dan lembaga pelatihan.
Direktur LPK Bahana Inspirasi Muda, Sony Dwiariyandi, menyambut baik acara ini dan mencatat bahwa LPK Bahana Inspirasi Muda terus mendorong partisipasi program Kemenkes dengan memberikan pelatihan tenaga kesehatan agar memenuhi standar kerja kesehatan di luar negeri, khususnya di Jepang.
Melalui konvensi ini, Poltekkes Kemenkes sepakat untuk membuat program dan inovasi penguatan serapan lulusan ke luar negeri. Kegiatan ini dihadiri oleh para Direktur Poltekkes Kemenkes, perwakilan dari Kementerian Tenaga Kerja, Alumni Poltekkes dan universitas lain, Tenaga Kesehatan Paska Penugasan Khusus, dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes.