Bakti Lingkungan Djarum Foundation di Kudus telah berhasil mengubah Kota Kretek yang dikenal gersang pada 1970-an menjadi hijau. Pusat Pembibitan Tanaman di Kawasan Perindustrian Djarum OASIS Kudus didirikan sebagai basis pembibitan tanaman, yang terdiri dari tanaman langka, tanaman obat dan hias, tanaman buah, hingga tanaman konservasi.
Lebih dari 200 jenis tanaman dari empat kategori itu diusahakan agar kelestariannya, mulai dari persemaian yang menempati area seluas 4 hektare, kemudian dibudidayakan sampai pohon mulai membesar, lalu disebar ke kawasan yang dianggap gersang dan tidak produktif.
Untuk menjawab tantangan itu, kolaborasi kreatif kemudian dilakukan dengan banyak pihak, termasuk masyarakat, akademisi, dan generasi muda. Sehingga area pengelolaan sampah organik yang ada di pusat pembibitan menjadi instrumen kolaborasi kreatif lainnya. Pengambilan sampah organik bukan hanya dari PT Djarum tapi juga dikumpulkan dari masyarakat dan berbagai instansi di sekitaran Kudus.
Dari sampah-sampah organik yang dikumpulkan itu, pusat pembibitan berhasil menyulap 50 ton sampah organik per hari menjadi pupuk kompos. Pupuk-pupuk kompos ini kemudian dikembalikan lagi ke masyarakat bersama dua bibit pohon per orang untuk ditanam di mana saja. Upaya pelestarian lingkungan bukan cuma mengubah yang gersang menjadi hijau, ada tugas besar lainnya di tengah dampak perubahan iklim akibat pemanasan global yang makin terasa. Jawabannya adalah dengan menanam Trembesi secara masif.
Menurut Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Endes N Dahlan, jika dibandingan dengan tanaman lain, Trembesi mampu menyerap karbondioksida (CO2) yang ada di udara lebih banyak, yakni 28,5 ton per tahun. Jika jejak karbon rata-rata orang Indonesia 1,8 ton per tahun, maka satu pohon Trembesi dapat mengurangi jejak karbon 15 orang.
Hingga 2023, Bakti Lingkungan Djarum Foundation bersama masyarakat telah menanam jutaan pohon Trembesi di sepanjang ribuan kilometer jalan di Pulau Jawa, Madura, Lombok, dan Sumatera.
