portal berita hari ini yang terpercaya
Berita  

Kisah Warga Kudus yang Melarang Sembelih Sapi Saat Idul Adha

Kisah Warga Kudus yang Melarang Sembelih Sapi Saat Idul Adha

Liputan6.com, Kudus – Perayaan Hari Raya Idul Adha selalu disertai dengan prosesi penyembelihan hewan kurban. Di Indonesia, hewan kurban yang biasanya disembelih saat momen penting umat Islam adalah sapi, kambing, atau domba.

Namun, di Kabupaten Kudus, masyarakat tidak menyembelih sapi sebagai bentuk toleransi, dan menggantinya dengan kerbau. Salah satu tradisi lokal masyarakat Kabupaten Kudus ini masih dilestarikan hingga saat ini.

Sejarah di balik penyembelihan kerbau oleh masyarakat di Kudus terkait dengan sikap Sunan Kudus, salah satu dari Walisongo. Hal tersebut dilakukan untuk menghormati penduduk Kudus yang pada masa itu kebanyakan masih beragama Hindu.

Sunan Kudus, yang memiliki nama asli Ja’far Shadiq, datang ke Kudus pada abad ke-16. Pada saat itu, agama Hindu masih banyak dianut oleh masyarakat Kudus. Bagi umat Hindu, sapi dianggap sebagai hewan suci.

Meskipun sebagian besar masyarakat Hindu di Kudus akhirnya memeluk agama Islam, tradisi toleransi yang diajarkan Sunan Kudus masih terjaga dan dilakukan oleh masyarakat Kota Kretek saat ini.

Meskipun pada dasarnya tidak ada larangan bagi masyarakat Muslim di Kudus yang ingin berkurban dengan sapi, tetapi beberapa warga di beberapa wilayah di Kudus juga tetap menyembelih sapi saat Idul Adha.

Denny Nur Hakim, pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), menjelaskan bahwa tradisi penyembelihan kerbau sebagai hewan kurban adalah salah satu ajaran Sunan Kudus dalam penyebaran Islam pada masa itu.

Dia menyatakan bahwa masyarakat di Kudus masih memegang teguh tradisi menyembelih kerbau, karena itu adalah ajaran Sunan Kudus yang melarang menyembelih sapi. Selain itu, kambing atau domba juga digunakan sebagai hewan kurban.

Beberapa desa di Kudus mulai muncul fenomena menyembelih sapi saat kurban. Hal ini tentu saja wajar, karena sebagai warga Kudus, saling menghormati dan toleransi sangat penting.

H. Zaekan, panitia penyembelihan kurban di Masjid Al Aziz Desa Rendeng Kudus, mengakui bahwa tradisi menyembelih kerbau sudah ada sejak zaman Sunan Kudus. Tradisi ini melibatkan kurban kerbau dan sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Kudus.

Selain itu, tradisi penyembelihan kerbau juga tercermin dalam masakan khas Kota Kudus, seperti soto kerbau, nasi pindang kerbau, dan sate daging kerbau yang menjadi favorit masyarakat setempat.

Beberapa desa di Kudus sudah mulai muncul fenomena menyembelih sapi saat kurban. Hal ini tidak masalah sama sekali, karena sebagai warga Kudus, saling menghormati dan toleransi adalah hal yang penting.