Suhu Dingin di Bandung saat Puncak Musim Kemarau
Dilansir dari Kanal Regional, Liputan6, suhu udara di Bandung pada bulan Juli ini terasa lebih dingin, terutama pada malam, pagi, dan dini hari.
Menurut catatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi (Staklim) Bandung, suhu minimum di Bandung pada pekan kedua Juli mencapai 16,6 °C. Sebelumnya, suhu minimum terendah pada awal bulan Juli tercatat sebesar 19,8 °C.
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan bahwa suhu udara yang dingin belakangan ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi saat puncak musim kemarau pada bulan Juli-Agustus.
Rahayu menyampaikan bahwa pada siang hari selama musim kemarau, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada awan, sehingga permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal. Namun, pada malam hari, bumi akan melepaskan energi yang disimpan. Kondisi ini menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat pada malam hingga dini hari, mengakibatkan suhu udara yang ekstrem.
Selain itu, penyebab tambahan suhu udara dingin selama puncak musim kemarau adalah karena adanya musim dingin di Australia. Pola tekanan udara yang tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dingin menuju Indonesia melalui angin monsun Australia.
Rahayu memperkirakan bahwa fenomena suhu dingin ini akan berlangsung hingga Agustus 2024. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik menghadapi fenomena ini, karena hal tersebut merupakan hal yang wajar terjadi di wilayah Indonesia.
Selama musim kemarau, masyarakat di Jawa Barat, termasuk Bandung Raya, diimbau untuk menjaga kesehatan, mengurangi aktivitas di luar ruangan terutama pada malam hingga dini hari, dan selalu mengupdate informasi cuaca dan iklim melalui situs web dan media sosial resmi BMKG.