Dalam pernikahan tradisional Sasak, kain tenun menjadi bagian penting dari mahar dan simbol status sosial. Bahkan, seorang perempuan Sasak dianggap telah siap menikah jika ia mampu menenun kain sendiri.
Hal ini menunjukkan betapa eratnya kaitan antara kain tenun dengan peran dan tanggung jawab sosial perempuan di masyarakat Lombok. Di era modern, kain tenun Lombok semakin dikenal di kancah internasional sebagai produk fesyen yang eksklusif dan unik.
Banyak desainer lokal dan internasional yang menggunakan kain tenun ini sebagai bahan dasar untuk koleksi mereka. Namun, di balik popularitasnya, terdapat tantangan yang dihadapi oleh para perajin.
Harga kain tenun yang relatif tinggi sering kali membuatnya sulit dijangkau oleh masyarakat lokal, sementara regenerasi perajin mulai berkurang karena generasi muda kurang tertarik untuk melanjutkan tradisi ini.
Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas, maupun individu, untuk menjaga kelestarian kain tenun khas Lombok. Kampanye kesadaran, pelatihan keterampilan, dan promosi produk tenun di pasar global adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan tradisi ini tetap hidup dan berkembang.
Kain tenun khas Lombok bukan sekadar kain biasa, melainkan cerminan dari kekayaan budaya dan identitas masyarakat Sasak. Setiap helainya mengandung cerita, makna, dan perjuangan yang patut diapresiasi.
Dengan menjaga dan melestarikan kain tenun ini, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya bangsa, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi dan sosial masyarakat Lombok.
Pulau Lombok, dengan keindahan alamnya yang memukau, kini memiliki kebanggaan tambahan berupa kain tenun yang menjadi simbol keindahan seni tradisional Indonesia di mata dunia.
Penulis: Belvana Fasya Saad