portal berita hari ini yang terpercaya
Berita  

Badan Geologi Jelaskan Soal Misteri Lubang Horizontal di Bawah Sumur Warga Cianjur

Badan Geologi Jelaskan Soal Misteri Lubang Horizontal di Bawah Sumur Warga Cianjur

Liputan6.com, Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan secara ilmiah keberadaan misteri lubang horizontal di bawah sumur yang ditemukan oleh warga di Kampung Sodong, RT 002, RW 003, Desa Mekargalih, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, informasi penemuan lubang horizontal diperoleh berdasarkan keterangan dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur sewaktu Tim Pasca Bencana Gempa Bumi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melapor rencana tentang kegiatan identifikasi sesar aktif di Kabupaten Cianjur. 

“Selanjutnya ditindaklanjuti dengan surat dari Kepala BPBD Cianjur kepada Kepala PVMBG Badan Geologi nomor B/300.2.12/30/BPBD/11/2024 tanggal 21 November 2024 perihal permohonan penelitian atau pengkajian keberadaan lubang horizontal,” terang Wafid dalam keterangannya ditulis Bandung, Rabu (25/12/2024).

Wafid menyebutkan lokasi penemuan lubang horizontal berada di belakang pabrik garmen PT. Notos yang ada di Kampung Sodong. Berdasarkan berita di media massa, lubang horizontal bawah tanah tersebut ditemukan sewaktu membuat sumur di rumah milik salah seorang warga yaitu Bapak Ace pada kedalaman sekitar 6 meter dan menemukan lubang horizontal melintasi sumur dengan diameter sekitar 1 meter. 

Dalam keterangannya Bapak Ace mengatakan bahwa terdapat 3 sumur lainnya yang kondisinya serupa berjarak relatif dekat. Namun ukuran diametar lebih kecil yakni milik Bapak Onin dan Bapak Bakar Sidik.

“Pengamatan lapangan memperlihatkan bahwa Kampung Sodong (lokasi penemuan lubang horizontal tersebut) terletak pada morfologi dataran hingga dataran bergelombang. Tata guna lahan berupa pemukiman penduduk dan sawah subur dengan air permukaan melimpah,” jelas Wafid. 

Wafid menambahkan berdasarkan pengamatan lapangan pada sumur penduduk milik Bapak Ace dan Bapak Onin), muka air tanah berada pada kedalaman berkisar 7-8 meter. 

Berdasarkan peta geologi lembar Cianjur yang diterbitkan oleh Badan Geologi (Sudjatmiko, 1972) dan pengamatan lapangan, Kampung Sodong tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunungapi muda hasil dari kegiatan Gunung Api Gede (Qyg). 

“Satuan batuan ini terdiri-dari breksi lahar, pasir tufaan dan konglomerat. Pengamatan lapangan memperlihatkan bahwa breksi lahar ini tersusun oleh fragmen dan matriks andesit dengan semen pasir,” ungkap Wafid. 

Berdasarkan hasil dari galian sumur di rumah Bapak Ace terlihat bahwa breksi lahar ini tersusun oleh fragmen dan matriks berupa andesit dengan ukuran butir dari pasir sangat kasar hingga bongkah. 

Wafid menyebut tidak terlihat adanya proses ubahan (alteration) pada satuan breksi lahar tersebut, yang ada berupa pelapukan. 

Batuan rombakan gunungapi ini (Qyg) di Kampung Sodong telah mengalami pelapukan yang membentuk tanah penutup cukup tebal dan merupakan tanah subur ditunjang dengan keberadaan air tanah yang melimpah. 

“Batuan rombakan gunung api tersebut rentan terhadap guncangan gempa bumi,” kata Wafid.

 

Source link