PortalBeritaMerdeka.biz adalah portal berita yang menyajikan informasi terkini dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, kriminal, otomotif, olahraga, dan gaya hidup. Dengan komitmen untuk menjadi sumber berita terbaik di Indonesia
Berita  

Mengangkangi Perda Tata Ruang, Pemkot Jambi Tolak Pembangunan ‘Stockpile’ Batu Bara

Stockpile adalah tempat memagari batu bara. Batu bara di stockpile itu rencananya akan datang dari wilayah pertambangan PT SAS yang berada di daerah Lubuk Napal, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Selain membangun stockpile di Kota Jambi, perseroan juga akan membangun jalan khusus batu bara sepanjang 108 kilometer dari Sarolangun.

Berdasarkan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang diterbitkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi pada tahun 2015, PT SAS akan membangun Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) seluas 70 hektare. Dari luasan tersebut, untuk pembangunan stockpile dialokasikan seluas 2 hektare. 

Masih menurut dokumen AMDAL, stockpile seluas 2 hektar itu mempunyai kapasitas daya tampung batu bara sebesar 70.000 metrik ton. Dalam sehari, akan dilakukan pengangkutan batu bara sebesar 2.667 metrik ton, sehingga stockpile itu akan mampu menampung selama 14 hari kegiatan pengangkutan batu bara dari lokasi pit tambang.

Hasil pengangkutan batu bara dari pit tambang itu dibongkar dan ditimbun ke dalam stockpile. Selanjutnya dari stockpile, batu bara dimuat ke dalam ponton melalui belt conveyor dengan panjang 400 meter dan kapasitas yang terpasang mencapai 300 metrik ton per jam.

Berdasarkan data Minerba One Map Indonesia (MODI) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa sebagian besar saham PT SAS digenggam oleh PT Artha Nusantara Mining sebesar 99,75 persen. Sementara PT Artha Nusantara Resources mengempit 0,25 persen saham.

Namun pada 16 Juli 2024, PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengakuisisi 3 tambang di Jambi melalui pembelian saham yang dilakukan PT Nusantara Bara Tambang (NBT), anak usaha yang dimiliki secara tidak langsung dengan kepemilikan saham sebesar 55%. Salah satu yang diakuisisi adalah PT SAS.

Transaksi akuisisi dilakukan pada 16 Juli 2024 dengan penandatanganan perjanjian penjualan beli saham oleh Nusantara Energy Limited (NEL) dan Nusantara (Luxembourg) SARL (NS) selaku penjual bersama dengan NBT sebagai pembeli.

NBT akan mengakuisisi seluruh saham NEL dan NS pada PT Artha Nusantara Mining (ANM) dan PT Artha Nusantara Resources (ANR) dengan nilai transaksi sebesar USD 80 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. ANM dan ANR memiliki 3 anak usaha tambang PT Sinar Anugerah Sukses (SAS), PT Anugerah Jambi Coalindo (AJC) dan PT Bakti Sarolangun Sejahtera (BSS).

Tambang ketiga ini berlokasi di Jambi dan memiliki sumber daya 537,7 juta ton batu bara dengan cadangan terbukti sekitar 180 juta ton batu bara pada rasio pengupasan 3:1. Tambang ketiga tersebut secara total telah memproduksi batu bara sebesar 700 ribu MT batu bara pada tahun 2023.

Bersama dengan grup usahanya, RMKE akan membangun beberapa fasilitas logistik yang terintegrasi seperti di area operasional Perseroan di Sumatera Selatan. Tambang ketiga tersebut akan terintegrasi dengan hauling road sepanjang 109 km, stockpiles, loading conveyor, hingga pelabuhan (jetty).

Direktur Utama RMK Energy, Vincent Saputra mengatakan transaksi akuisisi 3 tambang ini merupakan salah satu bentuk implementasi strategi RMKE untuk mendiversifikasi kawasan operasional geografisnya dengan melihat peluang di luar Sumatera Selatan.

“Berbekal pengalaman yang telah kami lakukan di wilayah Sumatera Selatan, kami yakin dapat mengoptimalkan potensi batu bara di Jambi dan memberikan kontribusi pada operasional operasional dan keuangan RMKE ke depannya,” kata Vincent dikutip dalam keterangan resmi.

 

 

Source link