Kota Depok, terletak di sebelah selatan Jakarta, mempunyai sejarah dan makna yang menarik dalam asal usul namanya. Nama “Depok” memiliki sejumlah versi asal-usul yang menarik perhatian. Salah satunya adalah dari bahasa Sunda “padepokan”, yang artinya pertapaan. Selain itu, ada versi yang mengatakan bahwa nama “Depok” berasal dari singkatan De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, yang berarti “Organisasi Kristen Protestan Pertama.” Versi ini terkait dengan sejarah Cornelis Chastelein, seorang Belanda yang mendirikan komunitas Kristen di wilayah tersebut.
Cornelis Chastelein, lahir di Amsterdam pada 10 Agustus 1657, memiliki rekam jejak yang prestisius. Ia bekerja di VOC sejak usia 17 tahun dan akhirnya meninggalkan Belanda untuk menuju Batavia, pusat pemerintahan VOC di Asia. Di Batavia, ia meraih jabatan-jabatan penting di VOC, tetapi akhirnya memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut pada tahun 1691. Setelah keluar dari VOC, Chastelein fokus pada dunia pertanian dan membeli tanah di berbagai wilayah, termasuk di Depok.
Untuk mengurus tanahnya, ia membawa lebih dari 150 pekerja dari berbagai daerah di Indonesia dan mengajarkan ajaran Protestan kepada mereka. Sebelum meninggal pada tahun 1714, Chastelein menulis wasiat yang mengatur pembagian kepemilikan tanahnya kepada para pekerja. Keputusannya untuk memberikan tanah kepada para pekerja yang setia bekerja dengannya dan menjadikan mereka penduduk asli Depok menciptakan landasan sejarah yang unik bagi kota tersebut.
Sejak saat itu, Depok terus berkembang dan menjadi bagian dari wilayah metropolitan Jabodetabek. Menjadi rumah bagi berbagai lembaga pendidikan ternama, seperti Universitas Indonesia (UI), kota ini telah menjadi modern namun tetap mempertahankan jejak sejarahnya yang unik. Keberadaan Depok sebagai kota dengan latar belakang sejarah yang kaya dan unik tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat maupun pengunjung luar kota.
