Sisanya, konsumen memilih ganti rute atau menunggu kebijakan berubah. Irfan menyebutkan, secara tahunan siklus sekolah melakukan kegiatan di luar cukup rutin.
“April dan Mei study tour kemudian biasanya bulan Oktober ada kunjungan industri dan belum lagi akhir tahun Study Tour libur smesteran. Nah untuk yang Oktober dan akhir tahun belum terlihat dampaknya apakah bata atau bagaimana belum tahu,” ujar Irfan.
Oleh karena itu, untuk mensiasati kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi, PO Tifanha sendiri terus mencoba ambil segmen pasar lain selain sekolah.
Ia memastikan untuk konsumen dari kalangan perkantoran hingga wisata religi atau wisata ziarah tidak terdampak oleh larangan study tour sekolah.
“Konsumen juga cancel karena terpaksa. Karena untuk dapat unit bus yang utama harus jauh-jauh hari pesannya,” ujar Irfan.