Ramadhan menjadi momen yang dinanti oleh Indra asal Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Tahun ini menjadi kali ketiganya menjalani kegiatan yang sama, yaitu menghapus lukisan dengan dominasi warna hitam di lengan kirinya. Lukisan alias tato tersebut sudah ada sejak tahun 1998, namun baru tiga tahun belakangan Indra memantapkan diri untuk menghapusnya. Karena sudah kali ketiga, Indra paham prosedur yang harus dijalani, termasuk rasa sakit yang lebih terasa daripada saat menato. Untuk menghapus tato, Indra memilih melakukannya saat Ramadhan karena ada layanan hapus tato dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DKI Jakarta.
Selain Indra, ada juga Bambang asal Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang pertama kalinya menjalani prosedur hapus tato dengan benar. Sebelumnya, Bambang pernah mencoba menghapus tato di dadanya dengan silet namun menyisakan bekas seperti keloid. Berbekal informasi dari lurah, Bambang melakukan layanan hapus tato Baznas DKI Jakarta yang menggunakan teknologi laser.
Dalam prosedur tindakan, layanan hapus tato Baznas DKI Jakarta memberlakukan sejumlah syarat pada calon peserta, mulai dari pendaftaran daring hingga pemeriksaan kesehatan sebelum menjalani tindakan laser. Setelah menjalani anestesi, prosedur menghapus tato menggunakan laser dilakukan. Peserta juga diberi krim pascaperawatan yang perlu dioleskan selama beberapa hari untuk meredakan bengkak dan kemerahan serta menghilangkan warna hitam bekas tato.
Alasan menghapus tato juga disebut dalam hadis, bahwa Allah melaknat wanita yang bertato dan wanita yang minta ditato. Selain itu, ada alasan kuat untuk menghapus tato terutama bila berada di area tubuh yang wajib terkena air wudhu. Dengan demikian, menghapus tato menjadi langkah memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah. Jadi, walaupun proses menghapus tato tidak menyenangkan, namun itu merupakan jalan untuk berhijrah dan membersihkan diri dari masa lalu.
