Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan bahwa tidak ada perjanjian atau pembicaraan mengenai pemindahan warga Gaza ke Indonesia dengan pihak manapun, termasuk Israel. Menurut Juru Bicara Kemlu Rolliansyah Soemirat, Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas atau mendengar informasi mengenai rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia seperti yang diberitakan oleh beberapa media asing. Saat ini, fokus Indonesia adalah mendorong gencatan senjata tahap kedua, memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan memulai rekonstruksi wilayah tersebut.
Respon ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap laporan media asing mengenai rencana sekitar 100 warga Gaza yang akan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk bekerja di sektor konstruksi dalam program migrasi sukarela. Inisiatif tersebut diklaim diawasi oleh COGAT (Coordinator of Government Activities in the Territories), lembaga militer Israel yang bertanggung jawab atas koordinasi kebijakan sipil dan kemanusiaan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa apabila program migrasi sukarela ini berhasil, tanggung jawabnya akan dialihkan ke urusan migrasi Israel yang dipimpin oleh kepala pertahanan Israel, Israel Katz. Tujuannya adalah untuk menunjukkan keberhasilan migrasi sukarela dan mendorong ribuan warga Gaza untuk bekerja di sektor konstruksi di Indonesia. Meskipun hukum internasional memperbolehkan mereka kembali ke Gaza setelah bekerja, program ini bertujuan untuk memfasilitasi migrasi jangka panjang sesuai dengan kerja sama antara Indonesia dan Israel, seperti yang disebutkan dalam laporan tersebut.