Kursi kedua Red Bull, yang menemani pembalap Max Verstappen, memang selalu dianggap sebagai salah satu peran terberat di Formula 1. Namun, spekulasi mengenai pergantian pembalap setelah hanya dua balapan telah menjadi pembahasan ekstrem, terutama di kalangan Red Bull. Liam Lawson, pembalap asal Selandia Baru yang bergabung dengan Red Bull dengan optimisme, kini menghadapi tantangan yang lebih besar dari yang diharapkan. Posisi Lawson yang berada di peringkat ke-18, ke-20, dan ke-20 dalam tiga kualifikasi terakhir telah menempatkannya di posisi terakhir grid sebanyak dua kali secara berturut-turut, sesuatu yang belum pernah dialami oleh pembalap Red Bull sebelumnya. Performa balapan Lawson yang mencapai DNF, urutan ke-14, dan ke-12 juga tidak terlalu memuaskan. Namun, meskipun keprihatinan mengenai performa Lawson telah muncul di paddock, keputusan mengenai pergantian pembalap masih dalam tahap evaluasi oleh tim Red Bull. Yuki Tsunoda dianggap sebagai kandidat yang potensial untuk menggantikan Lawson, terutama setelah pujian yang diberikan oleh konsultan motorsport Red Bull, Helmut Marko. Namun, keputusan mengenai Lawson dan kursi kedua Racing Bulls masih dalam proses, dengan banyak faktor dan opsi yang harus dipertimbangkan dengan baik.
Lawson, Tsunoda dan Colapinto: Trio Pembalap Red Bull Teratas

Read Also
Recommendation for You

Robert Reid mengumumkan pengunduran dirinya dari FIA, menciptakan kekecewaan di kalangan pecinta motorsport. Alasannya terkait…

Setelah seri MotoGP Qatar, Desmosedici GP25 milik Marc Marquez menunjukkan performa cemerlang dengan meraih kemenangan…

Nico Hulkenberg mengalami nasib naas di Grand Prix Bahrain setelah didiskualifikasi akibat papan skid terkikis…