Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan tempe, Teater Mak Yong, dan Jaranan sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan kepada badan PBB untuk kebudayaan UNESCO. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menjelaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjaga warisan budaya takbenda dengan meratifikasi Konvensi 2003. Proses pengajuan tersebut dimulai dari penyusunan dokumen nominasi oleh komunitas budaya, akademisi, dan pemerintah daerah, dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan. Tempe telah dicatat dalam naskah sastra Jawa dan menjadi bagian dari identitas budaya nasional yang harus dijaga.
Teater Mak Yong diajukan sebagai warisan budaya takbenda untuk memperkuat kerja sama budaya Indonesia-Malaysia, sedangkan Jaranan diusulkan bersama Suriname. Nominasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan saling menghargai antarnegara. Dalam upaya menjaga dan mempromosikan warisan budaya bersama, Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung Brunei Darussalam dalam ekstensi Pantun yang masuk Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda UNESCO 2020.
Dengan peluncuran pengajuan otempe-inisiatif ini, Indonesia menunjukkan dukungannya terhadap pelestarian mak Yong dan Jaranan, serta potensi kerja sama budaya lebih lanjut dengan Malaysia. Nominasi bersama dengan Suriname mencerminkan upaya memperkuat ikatan budaya dan sejarah antarmasyarakat. Selain itu, Indonesia melihat peluang untuk kolaborasi dalam nominasi aksara tradisional untuk memperluas kerja sama budaya lebih lanjut. Langkah-langkah ini menegaskan komitmen Indonesia dalam menjaga warisan budaya takbenda dan memastikan bahwa tradisi-tradisi tersebut tetap hidup, dirayakan, dan diwariskan.
