Pada musim ini, Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) membuat perubahan signifikan pada sistem penyeimbangan performa dalam balapan. Sekarang, tim tidak lagi terikat oleh pembatasan putaran mesin, melainkan performa kendaraan disesuaikan berdasarkan jumlah aliran bahan bakar yang digunakan. Dengan lebih sedikit bahan bakar, tenaga yang dihasilkan juga akan lebih sedikit. Dalam evaluasi performa sebuah merek, hanya pembalap terbaik dari merek tersebut yang akan dipertimbangkan, bukan lima pembalap teratas. Seluruh data ini dievaluasi kembali setelah dua pekan balapan dan keputusan konsesi tambahan untuk tim diambil berdasarkan analisis tersebut.
Namun, sistem baru ini dianggap rumit dan sulit dipahami oleh penonton maupun beberapa pembalap. Michael van der Mark pun menyatakan bahwa bahkan dirinya sendiri belum sepenuhnya mengerti peraturan yang baru diterapkan ini. Tantangan lain yang dihadapi oleh BMW adalah pencabutan hak istimewa teknis setelah tahun 2024 oleh Toprak Razgatlıoğlu. Sasis khusus yang digunakan tahun sebelumnya dinyatakan tidak sah sebelum musim baru dimulai, yang berdampak langsung pada performa tim BMW.
Van der Mark mengakui bahwa performa BMW di Assen mengungkapkan keterbatasan yang diakibatkan oleh aturan saat ini. Meskipun terjadi peningkatan kinerja saat hujan dan balapan Superpole, namun dalam kondisi kering seperti di lintasan Assen, tim BMW mengalami kesulitan. Van der Mark mengungkapkan ketidakhadiran harapan terhadap masa depan timnya, tetapi optimis setelah hasil yang lebih baik dari perkiraan di Cremona.
Toprak Razgatlioglu dari BMW Motorrad WorldSBK Team dan Michael van der Mark dari BMW Motorrad WorldSBK Team adalah beberapa dari pembalap yang terlibat dalam perjalanan yang penuh tantangan ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penyesuaian strategi dan teknik dalam persaingan balapan World Superbike.