Prokrastinasi merupakan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau tugas hingga mendekati, atau melewati, batas waktu yang telah ditentukan. Hal ini dapat menjadi hambatan yang sering dianggap remeh namun berdampak besar terhadap produktivitas, kualitas pekerjaan, dan kesehatan mental seseorang. Beberapa penyebab prokrastinasi antara lain adalah perfeksionisme, ketakutan menghadapi kesulitan, dorongan adrenalin, multitasking berlebihan, dan gangguan mental seperti depresi, OCD, dan ADHD.
Ciri-ciri prokrastinasi meliputi menunda pekerjaan hingga tenggat waktu sangat dekat, merasa stres dan frustrasi saat menyelesaikan tugas secara terburu-buru, lebih memilih aktivitas menyenangkan daripada kewajiban, dan menghasilkan kualitas pekerjaan yang rendah. Dampak negatif prokrastinasi termasuk stres, masalah akademik dan profesional, gangguan sosial, dan masalah finansial.
Data dari Joseph Ferrari, Ph.D, profesor psikologi di De Paul University, Chicago, menunjukkan bahwa sekitar 20 persen orang dewasa di dunia memiliki kecenderungan prokrastinatif kronis. Pola perilaku ini dapat berdampak serius terhadap kehidupan seseorang, terutama dalam hal performa akademik dan kesejahteraan mental. Penting untuk mengenali penyebab dan gejala prokrastinasi sejak dini agar dapat ditangani dengan baik melalui disiplin, manajemen waktu yang baik, dan kesadaran akan pentingnya menyelesaikan tugas. Dengan begitu, seseorang bisa meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.