Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menetapkan sebanyak 275 siswa sebagai peserta angkatan pertama Sekolah Rakyat (SR) jenjang SMA untuk tahun ajaran 2025/2026. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih, mengatakan bahwa SR di DIY saat ini memiliki dua lokasi, yaitu di Sonosewu, Bantul dan Purwomartani, Sleman. Jumlah siswa yang ditetapkan adalah 200 siswa di Sonosewu dan 75 siswa di Purwomartani, dipilih dari total sekitar 700 pendaftar setelah melalui seleksi berdasarkan status sosial ekonomi dan komitmen untuk mengikuti model pendidikan berasrama.
Program SR ditujukan bagi kelompok miskin ekstrem, dengan syarat utama peserta termasuk dalam desil 1 atau 2 pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kemauan anak dan orang tua harus sejalan, karena SR merupakan boarding school, sehingga kedua belah pihak harus memiliki semangat yang sama. Beberapa calon peserta akhirnya mengundurkan diri karena memilih sekolah lain atau tidak bersedia tinggal di asrama.
Program SR bukan hanya memberi akses pendidikan gratis, tetapi juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi di DIY. Melalui sistem asrama, peserta didik akan dilatih mental menjadi orang yang kuat dan siap sukses, dengan harapan dapat mengangkat derajat keluarganya. Peserta SR berasal dari seluruh kabupaten dan kota di DIY.
Untuk mendukung pelaksanaan program, pemerintah pusat memfasilitasi rehabilitasi gedung dan menugaskan guru-guru yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Dinsos DIY menargetkan SR jenjang SMA tersebut bisa dimulai pada awal Juli 2025, bersamaan dengan pergantian tahun ajaran baru. Seluruh upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat penanggulangan kemiskinan di DIY.
