Berita  

Wamendiktisaintek: AI Tetap Kedaluwarsa oleh Pemikiran Manusia

Pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi era kecerdasan buatan (AI). Menurut Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, AI tidak akan menggantikan manusia jika pendidikan mampu membekali mereka dengan kemampuan berpikir reflektif, aktif, dan empati. Christie menegaskan bahwa penguasaan teknologi saja tidak cukup untuk bersaing di masa depan; karakter, empati, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi juga harus ditanamkan.

Dalam era di mana 87 persen pelajar di Indonesia dan 86 persen pelajar global menggunakan AI, Christie menjelaskan bahwa pendidikan perlu menjawab tiga hal penting. Pertama, peserta didik harus memiliki kemampuan literasi AI, bukan hanya mengenal dan menggunakan AI tetapi juga mampu mengartikulasikan secara sistematis serta menilai peran AI dalam menyelesaikan masalah. Kedua, pendidikan harus melatih kapasitas pengambilan keputusan manusiawi, karena AI tidak dapat menggantikan intuisi, penilaian moral, dan kebijaksanaan kontekstual manusia.

Terakhir, pendidikan harus mendorong peserta didik untuk memahami pemikiran manusia lainnya. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terhubung, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain, membangun dialog, dan menyusun makna bersama adalah keterampilan mendasar yang tidak dapat ditiru oleh mesin. Christie menekankan bahwa asalkan pendidikan terus menjaga akar kemanusiaannya, tidak ada alasan untuk takut kalah dari AI. Dengan pendidikan yang tepat, manusia dapat tetap bersaing dan relevan di era kecerdasan buatan.

Source link