Berita  

Jakarta Menempati Peringkat Kedua Kualitas Udara Terburuk di Dunia

Kualitas udara Jakarta pada Jumat pagi diklasifikasikan sebagai tidak sehat dan menempati peringkat kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia. Data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.00 WIB menunjukkan bahwa indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 172, masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan partikel halus (particulate matter/PM) 2.5. Angka ini menunjukkan bahwa udara di Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif, berpotensi merugikan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, atau nilai estetika.

Rekomendasi dari situs tersebut untuk masyarakat Jakarta adalah menghindari aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker jika terpaksa berada di luar. Selain itu, menutup jendela juga disarankan untuk menghindari udara luar yang kotor. Penyampaian data polusi udara yang lebih terbuka dianggap penting untuk intervensi yang lebih efektif. Dengan demikian, langkah-langkah berkelanjutan dan luar biasa diperlukan dalam penanganan pencemaran udara.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta berencana meniru kota-kota besar dunia seperti Paris dan Bangkok dalam menangani polusi udara. Saat ini, Jakarta memiliki 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) dan akan terus menambah jumlahnya untuk intervensi yang lebih cepat dan akurat. Target penambahan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah juga menjadi upaya DLH Jakarta untuk memperluas pemantauan dan meningkatkan akurasi dalam pengukuran kualitas udara.

Source link