Gangguan kepribadian antisosial, atau lebih dikenal sebagai psikopat, merupakan kondisi psikologis kronis di mana individu menunjukkan perilaku yang melanggar norma sosial, kurang empati, dan tidak merasa bersalah. Penderita psikopat seringkali sulit dikenali karena bisa tampak normal secara sosial. Gejala umum dari psikopat antara lain adalah kekurangan empati, kecenderungan berbohong, manipulatif, impulsif, serta kemampuan tampil ramah dan memikat. Seringkali, psikopat juga memiliki riwayat pelanggaran hukum dan perilaku kriminal sejak usia remaja.
Penyebab psikopati belum diketahui pasti, namun para ahli sepakat bahwa faktor genetik, neurologis, dan lingkungan serta trauma masa kecil dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan ini. Psikopat dapat didiagnosis melalui sejarah perilaku antisosial, penilaian psikologis, dan pemeriksaan neurologis. Meskipun sulit disembuhkan, psikopat dapat dikelola melalui terapi psikologis seperti CBT dan DBT, pengobatan farmakologis, serta rehabilitasi dan intervensi sistemik.
Penting untuk memahami gejala dan penyebab psikopat agar deteksi dini dapat dilakukan, serta langkah pengobatan yang tepat dapat diberikan. Kombinasi dari terapi psikologis, dukungan medis, dan intervensi sosial akan membantu menekan potensi kriminalitas serta mengurangi penderitaan individu maupun lingkungan sekitarnya. Dengan pemahaman yang baik tentang psikopat, diharapkan risiko gangguan ini dapat diminimalkan dan manfaat bagi penderitanya serta masyarakat sekitarnya dapat maksimal.