Berita  

Proyeksi Ekonomi 2026: Pertimbangan Kinerja Ekspor oleh Gubernur BI

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 diprediksi berada di kisaran 4,7-5,5 persen oleh Bank Indonesia (BI). Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan pentingnya implementasi program Asta Cita yang telah digariskan pemerintah sebagai upaya untuk menghadapi risiko pelambatan ekonomi global, yang dapat memengaruhi kinerja ekspor barang dan jasa. Meskipun proyeksi BI lebih konservatif dibandingkan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), BI optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai titik tengah di angka 5,1 persen atau bahkan 5,2 persen sesuai dengan baseline Kemenkeu.

Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, Perry menyatakan bahwa langkah-langkah tertentu perlu diambil, termasuk mendukung kinerja ekspor, mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan investasi dan produktivitas, serta meningkatkan permintaan domestik baik dari sektor konsumsi maupun investasi. Selain itu, digitalisasi ekonomi keuangan juga dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertumbuhan ekonomi.

BI, Kemenkeu, dan Kementerian PPN/Bappenas memiliki proyeksi yang berbeda terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2026. Meskipun demikian, Perry menegaskan komitmen BI untuk bersinergi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dari dampak global serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI, Perry juga menyoroti pentingnya kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai langkah strategis, seperti perundingan tarif dengan AS, kerja sama perdagangan dengan mitra dagang utama, reformasi struktural, stimulus fiskal, program sosial, dan digitalisasi sistem pembayaran. Dengan upaya bersama ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2026 dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Source link