Virus Hanta (hantavirus) adalah kelompok virus yang menular dari hewan ke manusia dan menimbulkan sindrom Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS). Di Indonesia, infeksi virus Hanta dapat menyebabkan demam berdarah dan gangguan ginjal yang serius. Tikus merupakan reservoir utama virus Hanta di Indonesia dan penularannya terjadi melalui air liur, urine, atau kotoran tikus terinfeksi.
Penularan virus Hanta terjadi ketika manusia menghirup partikel virus dari urine, tinja, atau air liur tikus. Gejala klinis dari infeksi virus Hanta terbagi menjadi dua, yaitu HFRS (Ginjal & Demam Berdarah) dan HPS (Paru-paru/Cariopulmonal). Tingkat kematian akibat HPS mencapai sekitar 38 persen, sedangkan HFRS mencapai 6 persen.
Hingga Juli 2025, tercatat delapan kasus HFRS di beberapa provinsi di Indonesia. Penanganan medis yang cepat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Pencegahan infeksi virus Hanta dilakukan dengan mengendalikan populasi tikus, menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan perlindungan pribadi, ventilasi ruangan, dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Penting untuk mendeteksi dini dan menangani infeksi virus Hanta dengan intensif agar dapat mencegah komplikasi yang serius. Saat ini belum tersedia vaksin khusus atau antivirus untuk mengatasi HPS dan HFRS. Oleh karena itu, langkah pencegahan menjadi kunci utama dalam melindungi diri dari infeksi virus Hanta.