Presiden Prabowo Subianto baru saja melantik Ahmad Dofiri sebagai Penasihat Khusus Presiden untuk bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Reformasi Kepolisian. Pelantikan berlangsung pada Rabu (17/9) di Istana Negara. Mengacu pada rekam jejak dan pengalaman Ahmad Dofiri, ia dipercaya menempati posisi strategis tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 97/P Tahun 2025. Ahmad Dofiri, yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1989, telah menunjukkan prestasi yang menonjol sejak awal kariernya. Sebelum memasuki masa pensiun pada Juni 2025, ia terakhir menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri).
Selama berkarier di kepolisian, Ahmad Dofiri telah berhasil menduduki sejumlah posisi strategis yang menjadikannya teladan bagi rekan-rekan sejawatnya. Dedikasi dan kegigihannya terbukti dalam berbagai jabatan yang pernah diemban, mulai dari Kanit Resintel Polsekta Tangerang pada tahun 1990 hingga posisi sebagai Wakapolri sebelum masa pensiunnya. Ahmad Dofiri juga memegang peran penting dalam penyelidikan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang melibatkan oknum kepolisian Ferdy Sambo, di mana Dofiri menetapkan sanksi etik serta administratif terhadap pelaku.
Prestasi dan kontribusi Ahmad Dofiri diakui Presiden Republik Indonesia dengan menganugerahkan pangkat Jenderal Kehormatan (bintang empat) atas dedikasi dan kontribusinya selama puluhan tahun. Hal ini menambah nilai strategis bagi pemerintahan Prabowo, terutama di bidang keamanan dan intelijen. Penganugerahan ini tidak hanya sekadar simbol militer, tetapi juga bentuk penghargaan tertinggi negara bagi tokoh yang berjasa besar bagi bangsa, seperti yang diungkapkan oleh Presiden Prabowo saat upacara kenegaraan di Istana Negara. Selain itu, Dofiri juga dipercaya sebagai penasihat khusus Presiden untuk bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Reformasi Kepolisian, menunjukkan kepercayaan yang diberikan kepadanya dalam posisi strategis pemerintahan.
