Plt. Bupati Bone Bolango, Merlan Uloli, menyatakan bahwa selama ini tidak ada pendampingan khusus untuk anak-anak disabilitas. Dia berharap bahwa tindakan ini dapat dilaksanakan dan bukan hanya sekedar wacana belaka. Dengan demikian, dia yakin bahwa penyandang disabilitas akan mendapatkan pendidikan yang layak.
“Saya mengapresiasi tindakan perubahan yang diusulkan. Gerakan ini sangat mulia dan dapat membantu banyak penyandang disabilitas,” kata Merlan Uloli.
Dengan harapan bahwa tindakan ini dapat memberikan kepastian hukum bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara tanpa ada perbedaan dalam cara memperoleh haknya serta penyelenggaraan yang layak, baik, dan berkualitas di semua tingkat dan jenis pendidikan.
“Seluruh warga negara dengan kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus,” tegasnya.
Dia menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan. Selain itu, perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu dan pemenuhan wajib belajar selama 12 tahun.
Meskipun demikian, kata Merlan, semuanya masih jauh dari harapan. Target capaian adalah 100 dengan kategori tuntas paripurna. Capaian rata-rata SD dan SMP indikator tertinggi pada tahun 2023 adalah iklim keamanan sekolah sebesar 67,47 dan capaian rata-rata indikator terendah adalah kemampuan numerasi sebesar 37,63.
Namun jika dilihat berdasarkan rata-rata delta perubahan capaian tahun 2023 dengan capaian tahun 2022, indikator tertinggi adalah kemampuan literasi sebesar 18,20 dan indikator terendah adalah iklim inklusivitas sebesar 3,72.
“Dari permasalahan ini, kami merasa perlu fokus pada bagaimana meningkatkan nilai indikator iklim inklusivitas pada satuan pendidikan dan memberikan dampak pada peningkatan pada rapor pendidikan daerah,” tegasnya.
