Menurut Burt, dengan mengajar mata kuliah Taylor Swift akan benar-benar terpakai oleh mahasiswanya, entah karena mahasiswa menginginkannya atau karena kurikulum membutuhkannya.
Burt melanjutkan, mata kuliah ini bertujuan untuk menambahkan konteks Swift atau sebuah tugas yang khususnya dilakukan oleh Harvard Swifties yang mungkin hanya memiliki sedikit pengenalan formal terhadap analisis sastra dan estetika.
Dia mengatakan, merasa menarik bagaimana Swift terlibat dengan kanon sastra, kadang-kadang secara langsung menyebutkan pengaruh dan inspirasi dalam musiknya.
“Misalnya, dalam lagunya The Lakes, dia menyanyikan baris “beritahu aku apa Wordsworth-ku” yang mengacu pada penyair Romantis Inggris William Wordsworth,” jelas Burt.
Ini bukan pertama kalinya Swift berhasil masuk dunia akademis. Queen Mary University of London menjadi salah satu universitas pertama di Inggris yang menawarkan program studi yang terinspirasi oleh Swift dua bulan lalu.
Dipimpin oleh Dr Clio Doyle, mahasiswa yang mengikuti modul yang mempelajari karya Swift. Ini termasuk apakah lirik Swift harus dipelajari dengan cara yang sama seperti kita mempelajari William Shakespeare atau Charles Dickens.
Modul ini menyarankan bahwa lirik Taylor Swift dapat dan harus dibaca sebagai karya sastra. Dalam melakukannya, akan memperhatikan unsur formal seperti sajak dan pilihan kata.
“Kami juga akan menganalisis lagu-lagunya dengan bantuan teks-teks penting dalam teori kritis dan mendiskusikan konteks politik, nasional, dan sejarah dari karyanya,” ucapnya.