Dadan mengatakan bahwa dia juga ikut mengawasi proses penggeledahan rumah terduga teroris tersebut. Dia menyebutkan beberapa barang bukti yang diamankan di dua rumah tersebut, seperti pakaian dan barang-barang terduga pelaku.
“Iya mungkin barusan ada barang-barang bukti, seperti sepatu, tas, buku, alat panah, dan panci. Rumah kedua keluarga terduga teroris, mungkin karena kebetulan ayahnya tidak ada, jadi ibunya tidak dapat mendampingi. Namun saya, ketua RT, dan tokoh masyarakat mendampingi penggeledahan tersebut,” jelasnya.
Dia juga menyebutkan bahwa kedua warganya masih muda. Mereka bekerja sehari-hari sebagai pedagang dan guru madrasah atau guru ngaji. Desa tersebut mengaku sering melakukan sosialisasi mengenai pencegahan paham anti-terorisme.
Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlibat dalam melibatkan eks teroris untuk melakukan program usaha mandiri, guna menjaga rasa kesatuan dalam tanah air.
“Salah satunya bekerja sebagai pedagang dan yang satunya lagi sebagai guru ngaji atau guru di madrasah. Usianya sekitar 25-27 tahun. Sebelumnya, mereka juga mendapat bantuan pembinaan dari BNPT untuk membuka warung,” tambahnya.
