Proses melamar pekerjaan kerap dianggap sederhana, namun sebenarnya ada sejumlah kesalahan seringkali tidak disadari oleh pelamar yang dapat mengurangi peluang mereka diterima. Salah satunya adalah mengirimkan CV/Surat Lamaran yang sama ke semua posisi. Pelamar harus menyesuaikan lamaran agar relevan dengan deskripsi pekerjaan yang berbeda-beda. Hal ini membantu perekrut melihat bahwa pelamar memahami tugas dan kompetensi yang diperlukan.
Kesalahan lainnya adalah ketika pelamar tidak memperhatikan deskripsi pekerjaan secara teliti. Membaca deskripsi pekerjaan secara cermat memungkinkan pelamar mempersiapkan jawaban yang tepat dan menyesuaikan CV atau surat lamaran mereka. Selain itu, kekurangannya profesionalisme di media sosial juga bisa menjadi masalah. Perekrut sering memeriksa profil media sosial calon pelamar, maka menjaga profil online yang bersih dan profesional sangat penting.
Surat lamaran yang tidak menarik atau terlalu umum juga menjadi salah satu kesalahan yang sering dilakukan. Pelamar perlu membuat surat lamaran yang menarik dan fokus, menunjukkan nilai tambah mereka. Begitu pula dengan CV yang tidak menunjukkan pencapaian nyata atau data kuantitatif. Perekrut lebih menyukai melihat pencapaian konkret yang ditunjukkan dalam CV.
Kesalahan tata bahasa dan penulisan yang buruk, serta terlalu “desperate” dalam menunjukkan antusiasme juga dapat mengurangi peluang pelamar diterima. Selain itu, meminta gaji yang tidak realistis terlalu awal, kurangnya riset tentang perusahaan, dan tidak memanfaatkan networking atau rujukan juga menjadi kesalahan yang penting untuk dihindari.
Kesepuluh kesalahan di atas dapat mengurangi peluang pelamar dalam berbagai tahap seleksi, mulai dari melewati penyaringan dokumen, undangan wawancara, hingga penilaian akhir oleh HRD. Di era seleksi kerja yang semakin kompetitif, detail-detail kecil ini dapat menjadi pembeda antara pelamar yang diterima dan yang tidak. Semoga artikel ini dapat membantu para pelamar kerja menjadi lebih siap dan berhasil dalam proses rekrutmen.
